Senin, 15 Juli 2013

Mengenal Kalimat Istighfar Dan Pengamalannya

Apa Itu Kalimat Istighfar?

Kalimat Istighfar, Astaghfirullah Istighfar (Bahasa Arab:إستغفار) adalah tindakan meminta maaf atau memohon keampunan kepada Allah yang dilakukan oleh umat Islam. Hal ini merupakan perbuatan yang dianjurkan dan penting di dalam ajaran Islam. Tindakan ini secara harfiah dilakukan dengan mengulang-ulang perkataan dalam Bahasa Arab 'astaghfirullah', yang berarti "Saya memohon ampunan kepada Allah".

Macam-macam dari manfaat membaca kalimat Istighfar di antaranya adalah obat kesedihan, penghapus dosa dan pembuka pintu rejeki yang sudah terkunci lama, bentuk-bentuk kalimah Istighfar yang sering diucapkan sebagai berikut:

Kalimat Istighfar, Astaghfirullah

a. Astaghfirullah, Astaghfirullah.

b. Astaghfirullahal’adzhim.

c. Astaghfirullahal’adzhim wa atuubu ilaih.

d. Astaghfirullahal’adzhim minkulli dzanbin wa atuubu ilaih (Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung dari segala dosa dan bertobat kepada-Nya)”.

e. Astaghfirullahal’adzhim alladzii laa ila ha illa huwal hayyuul qayyuum wa atuubu ilaih (Saya mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung yang tiada Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri dan saya bertobat kepada-Nya)”.

f. Allahummaghfiratuka awsa’u min dzunuubi wa rahmatuka arjaa min ‘amalii (Wahai Tuhanku, ampunan Engkau sesungguhnya lebih luas dari dosa-dosaku, dan rahmat Engkau lebih kuharapkan dari amalku sendiri).”

g. Rabbighfirlii wa tub ‘alayya innaka antatawwaabur rahiim (Wahai Tuhanku, ampunilah kiranya aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkaulah Tuhan yang maha menerima taubat lagi maha pengasih).”

Manfaat Membaca Istighfar

Anjuran memperbanyak beristighfar sesungguhnya mengajarkan kepada kita agar setiap saat terjadi peningkatan kualitas diri kita. Baik dari sisi mental spiritual, material dan ilmu pengetahuan. Istighfar tidak sekedar diucapkan di mulut, tetapi terhunjam di hati dan diikuti dengan amal kebaikan yang bisa menghapus kesalahan. Dengan memperbanyak kalimat Istighfar mendidik kita untuk selalu meluruskan dan memurnikan niat dan amal kita.

Kalimat Istighfar, Astaghfirullah

Banyak sekali kalimat Istighfar digandeng dengan taubat, berarti Istighfar disini ungkapan untuk memohon ampun dengan lisan dan taubat, ungkapan dari berlepas diri dari dosa dengan hati dan anggota tubuh. Hukum Istighfar seperti hukum berdoa. Jika Ia menghendaki Ia Mengabulkannya dan mengampuni pelakunya terutama jika keluar dari hati yang tulus mengakui dosa, atau dilakukan pada saat mustajab (terkabul), seperti waktu sahur, selesai shalat fardhu. Dan Istighfar yang terbaik adalah dimulai dengan memuji-Nya mengakui segala dosa kemudian memohon ampun kepada-Nya.

“Dari Abu Hurairah ra dari Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam bahwa ia bersabda : Demi Allah sesungguhnya aku sungguh mohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya sebanyak 70 kali lebih dalam sehari.(HR. Bukhari & Muslim)

Apabila seorang hamba berharap dengan menghadirkan hati, memurnikan ketaatan hanya kepada-Nya dan menyempurnakan syarat-syaratnya dan menghilangkan penghalangnya, sekalipun tumpukan dosanya sepenuh langit, maka Dia akan mengampuninya.

Al-Hasan berkata : "Perbanyaklah Istighfar di rumah-rumahmu, dan diatas meja makanmu, dan dijalanmu, di pasarmu dan di majlismu serta dimanapun kamu berada, karena sesungguhnya kamu tidak mengetahui kapan turunnya ampunan."

Imam Qotadah mengatakan : "Sesungguhnya Al-Quran ini menunjukkan kepadamu atas penyakitmu dan obatmu, adapun penyakitmu adalah dosa-dosa yang kamu lakukan dan obatmu adalah Istighfar."

Subhanallah.. Satu ucapan tetapi memiliki dua keinginan. Karena itu tidak heran hamba Allah yang sungguh-sungguh beristigfar tampak dalam kehidupannya, semakin berkah, semakin membawa kebaikan dan perbaikan,semakin bahagia, tenang, senang, menyenangkan, di dunia dan di akhirat.

Kalimat Istighfar, Astaghfirullah

Karena itu Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang melazimkan, mendawamkan dirinya selalu beristighfar kepada Allah, maka Allah mudahkan saat ia sulit, Allah gembirakan saat ia sedih,dan Allah beri rezki dari jalan yang tidak pernah ia duga.

Kemudian dalam Al Qur’an surat Nuh ayat 10, 11, 12, Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman, “Beristighfarlah kepada Tuhanmu – sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun – niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai”. (QS. Nuh:10-12)

Beristighfarlah kita kepada Allah, niscaya Allah turunkan musim hujan yang berat. Allah mudahkan kita mendapatkan rezeki. Allah hadirkan di tengah kita anak-anak kita, generasi-generasi yang sholeh, generasi robbani. Kemudian Allah makmurkan negeri kita, Allah sejahterakan kita. Allahu Akbar..

Jadi, Istighfar bukan hanya kewajiban, tapi kebutuhan kita. Karena itulah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau tidak bangun dari tempat tidur beliau, kecuali beliau beristighfar 70 kali, dalam hadits lain 100 kali. Padahal dia ma’sum, dijamin masuk surga, bebas dari dosa, (tapi) begitu hebat Istighfarnya kepada Allah. Apalagi kita yang banyak dosa.

Akibat Tidak Membaca Istighfar

Tidak Membaca Istighfar sama halnya tidak mengindahkan atas dosa yang di kerjakan, dosa yang dilakukan akan terus menumpuk menjadi titik hitam dalam hatinya.Tidak ada salahnya kita mengkaji ulang apa yang dimaksud dosa dan pahala. Ini bukan perkara sepele. Bukankah keduanya selalu berkaitan dengan kehidupan kita? Efek-efeknya senantiasa menyertai kita kapan dan di manapun juga? Akibat perbuatan dosa, kita menjadi murung, sedih, kecewa, atau terkadang kehilangan gairah hidup. Jumlah rupiah yang ada di dompet dan besarnya simpanan uang di bank, rumah yang indah, ladang yang luas, tidak membuat hidup kita berbahagia akibat dosa yang kita lakukan, itulah efek dosa.

Sebaliknya, kita terkadang mendapati hidup yang penuh ketenteraman, bahagia —meskipun kata orang kita hanya `cukup hidup dengan nasi dan garam’—tetapi hal itu tidak mengurangi rasa senang, tenteram, dan bahagia yang ada di hati kita. Hidup pun penuh optimisme. Hal ini merupakan buah rasa syukur kita terhadap karunia Allah yang yang telah kita peroleh. Kemudian kita telah berupaya dengan sekuat tenaga menjauhi perbuatan dosa dan maksiat. Kita berjalan di atas jalan keridhaan-Nya.

Dampak-dampak dosa dan pahala sangat riil dalam hidup. Pahala dan dosa bukan sekadar kalimat berita, tapi hal yang sangat berkaitan dengan kehidupan kita, senang-susah, bahagia atau menderita.

Allah Subhana Wa Ta'ala berfirman: “Barang siapa mengerjakan perbuatan baik walapun sebesar zarrah, niscaya Ia akan melihatnya. Dan barangsiapa yang mengerjakan perbuatan jahat meskipun seberat zarrah, niscaya Ia akan melihatnya”. (QS Al-Zal-zalah:7-8)

Dalam keterangan salah satu hadits disebutkan bahwa raut wajah para pendosa akan diselimuti kabut hitam, sehingga pandangannya tidak bercahaya. Tak ada kesejukan manakala orang memandangnya.

Suatu saat dijumpai seorang yang dalam hidupnya melulu diwarnai kesenangan. Setiap hari tempat parkirnya di diskotik, minumannya arak, makanannya barang haram, teman-temannya para perampok, dan hiburannya wanita pelacur. Suatu saat ketika ajal akan datang menjemputnya, ia kembali ke kampung halaman. Masyarakat desa yang tidak tahu-menahu perilaku si Fulan ketika di negeri rantau, heran melihat tabiat mengenaskan si Fulan.

Di antara rasa sakitnya di pembaringan, ia menangis sejadi-jadinya sambil bersumpah-serapah. Puluhan orang yang melayat kewalahan memegangi tubuhnya yang meronta-ronta dengan hebat. Tangisnya melolong-lolong, diiringi teriakan minta ampun. Setelah dengan susah payah para pelayat memegangi dan menenangkan, akhirnya si Fulan berangkat ke alam baka dengan tatapan mata menyeramkan. Naudzubillah!

Pada saat yang lain, kita dapati si shalih dalam suasana yang berbeda. Detik-detik menjelang akhir hayatnya (mutadhor), dengan sabar dia mengikuti talkin yang dibacakan ke dalam telinganya. Raut mukanya cerah. Dari celah bibirnya selalu terucap kalimat Istighfar dan kalimat tauhid, “La ilaha illah”.

Pada saat-saat terakhir hidupnya ia rasakan akan tiba, segera dikumpulkan segenap anggota keluarga dan diwasiatkan untuk senantiasa mentaati perintah agama, tidak saling bermusuhan satu sama lain. Kemudian dengan damai ia kembali ke haribaan Illahi Rabbi dengan penuh ikhlas. Wajah jasad itupun tampak berseri-seri di tinggal roh yang selama ini bersemayam dalam dirinya. Ia pergi dengan khusnul khatimah.

Banyak hal yang bisa kita petik dari membaca Istighfar dan manfaatnya. Mudah-mudahan kita selalu diluangkan memperbanyak kalimat Istighfar. Aamiin Ya Rabbal'alamin..

Source: infodakwahislam

Kalimat Istighfar, Astaghfirullah

0 komentar:

Posting Komentar

Assalamu'alaikum Sahabat Blogger! Sebelum berkomentar bacalah ketentuan berikut ini:
✓ Berikanlah komentar yang sopan dan relevan
✓ Berikanlah komentar yang sesuai dan berkorelasi dengan materi artikel
✓ Dilarang memasukkan komentar dengan link aktif
✓ Dilarang memasukkan komentar Follow/Follback bukan pada tempatnya. Jika ingin saling Follow/Follback masuk KESINI
Terima kasih dan semoga hari anda menyenangkan!