Rabu, 23 Oktober 2013

Dokumen Asli Surat-Surat Nabi Muhammad

Setelah Perjanjian Hudaibiyyah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memiliki kesempatan untuk berdakwah yang lebih luas. Beliau mengirimkan banyak surat kepada pembesar di berbagai negeri menyeru mereka kepada Islam. Berikut ini adalah kisah tiga orang raja yang berbeda reaksinya ketika menerima surat dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Perbedaan reaksi ini berakibat pada perbedaan nasib yang mereka alami.

1. Surat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk Raja Negus (Penguasa Ethiopia)
Isi surat:
Dari Muhammad utusan Allah untuk An-Najasyi, penguasa Abyssinia (Ethiopia).
Salam bagimu, sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat Nya yang disampaikan Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara. Maka ia hamil kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah. Dan aku telah sampaikan dan menasihatimu maka terimalah nasihatku. Dan salam bagi yang mengikuti petunjuk.

Ketika Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menulis surat kepada An-Najasyi yakni Ashhamah bin Al-Abjar dan menyerunya kepada Islam. Raja An-Najasyi mengambil surat itu, beliau lalu meletakkan ke wajahnya dan turun dari singgasana. Beliaupun masuk Islam melalui Ja’far bin Abi Tholib radiyallahu ‘anhu.

Beliau lalu mengirimkan surat kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan menyebutkan tentang keislamannya. Raja An-Najasyi akhirnya meninggal dunia pada bulan Rajab tahun ke-9 Hijriyyah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memberitakan hal itu pada hari wafatnya lalu melakukan shalat ghaib untuknya. Beliau juga mengabarkan bahwa Raja An-Najasyi kelak akan masuk surga.

2. Surat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk Raja Heraclius (Kaisar Romawi)
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Heraclius Kaisar Romawi yang agung.
Salam bagi siapa yang mengikuti petunjuk. Salain dari pada itu, sesungguhnya aku mengajak kamu untuk memeluk Islam. Masuklah kamu ke agama Islam maka kamu akan selamat dan peluklah agama Islam maka Allah memberikan pahalah bagimu dua kali dan jika kamu berpaling maka kamu akan menanggung dosa orang orang Romawi. “Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. Al-Imron 64

Pada waktu itu Kaisar sedang merayakan kemenangannya atas Negeri Persia. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah mengirim Dihyah bin Khalifah Al-Kalby sebagai utusan kepada Kaisar Heraklius penguasa Kekaisaran Romawi, negara adi daya pada masa itu. Dihyah pun diterima oleh Heraclius dengan sangat baik. Kemudian ia menyampaikan surat dakwah dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada sang Kaisar Romawi.

Setelah Heraclius membaca pesan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, Sang Kaisar pun berkeinginan untuk melakukan penelitian guna memeriksa kebenaran kenabian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Maka ia segera menyuruh pengawalnya untuk mencari orang-orang yang mengenal Nabi Muhammad yang berasal dari bangsa Arab. Saat itu Abu Sufyan berada di sana bersama serombongan kafilah dagang Quraisy.

Para pengawal kerajaan pun melaporkan keberadaan Abu Sufyan dan teman-temannya kepada sang kaisar. Kemudian dipanggillah Abu Sufyan yang saat itu masih kafir dan membenci Islam bersama teman-temannya ke hadapan Kaisar Romawi. Abu Sufyan dan teman-temannya datang menghadap Heraclius, beliau diminta berdiri paling depan sebagai juru bicara karena memiliki nasab yang paling dekat dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Rombongan yang lain berdiri di belakangnya sebagai saksi, sehingga beliau tidak berani berbohong. Itulah strategi Kaisar untuk mendapatkan keterangan yang valid.

Dengan didampingi seorang penerjemah, sang Kaisar mengawali pembicaraan dengan pertanyaan: “Siapa di antara kalian yang paling dekat garis keturunannya dengan orang yang mengaku sebagai nabi ini?

Abu Sufyan menjawab: “Saya, Tuan!

Kemudian terjadilah dialog di antara keduanya di hadapan para petinggi istana kekaisaran Romawi. Berikut ini dialog yang diceritakan langsung oleh Abu Sufyan dan diriwayatkan kembali oleh Bukhari.

    Heraclius:Bagaimana kedudukan keluarganya di antara kalian?
    Abu Sufyan:Ia berasal dari keturunan bangsawan.
    Heraclius:Adakah di antara keluarganya mengaku Nabi?
    Abu Sufyan:Tidak.
    Heraclius:Adakah di antara nenek moyangnya yang menjadi raja atau kaisar?
    Abu Sufyan:Tidak ada.
    Heraclius:Apakah pengikut agamanya itu orang kaya ataukah orang kebanyakan?
    Abu Sufyan:Pengikutnya adatah orang lemah, miskin, budak, dan wanita muda.
    Heraclius:Jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang?
    Abu Sufyan:Terus bertambah dari waktu ke waktu.
    Heraclius:Setelah menerima agamanya, apakah pengikutnya itu tetap setia kepadanya ataukah merasa kecewa, lalu meninggalkannya?
    Abu Sufyan:Tidak ada yang meninggalkannya.
    Heraclius:Sebelum dia menjadi nabi, apakah dia suka berdusta?
    Abu Sufyan:Tidak pernah.
    Heraclius:Pernahkah orang itu ingkar janji atau mengkhianati kepercayaan yang diberikan kepadanya?
    Abu Sufyan:Tidak pernah. Kami baru saja melakukan perjanjian gencatan senjata dengannya dan menunggu apa yang akan diperbuatnya.
    Heraclius:Pernahkah engkau berperang dengannya?
    Abu Sufyan:Pernah.
    Heraclius:Bagaimana hasilnya?
    Abu Sufyan:Kadang-kadang kami yang menang, kadang-kadang dia yang lebih baik daripada kami.
    Heraclius:Apa yang dia perintahkan kepadamu?
    Abu Sufyan:Dia hanya memerintahkan kami untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun, meninggalkan takhayul dan kepercayaan leluhur kami, mengerjakan shalat, membayar zakat dan berbuat baik kepada fakir miskin, bersikap jujur dan dapat dipercaya, memelihara apa yang dititipkan kepada kita dan mengembalikan dengan utuh, memelihara silaturrahim dengan semua orang, dan yang paling penting dengan keluarga sendiri.
Lalu, seperti dikisahkan oleh Abu Sufyan r.a, Heraclius memberikan tanggapan sebagai berikut melalui penerjemahnya.

    Heraclius:Aku bertanya kepadamu tentang silsilah keluarganya dan kau menjawab dia adalah keturunan bangsawan terhormat. Nabi-nabi terdahulu pun berasai dari keluarga terhormat di antara kaumnya.

    Aku bertanya kepadamu apakah ada di antara keluarganya yang menjadi nabi, jawabannya tidak ada. Dari sini aku menyimpulkan bahwa orang ini memang tidak dipengaruhi oleh siapa pun dalam hal kenabian yang diikrarkannya, dan tidak meniru siapa pun dalam keluarganya.

    Aku bertanya kepadamu apakah ada keluarganya yang menjadi raja atau kaisar. Jawabannya tidak ada. Jika ada leluhurnya yang menjadi penguasa, aku beranggapan dia sedang berusaha mendapatkan kembali kekuasaan leluhurnya.

    Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah berdusta dan ternyata menurutmu tidak pernah. Orang yang tidak pernah berdusta kepada sesamanya tentu tidak akan berdusta kepada Allah.

    Aku bertanya kepadamu mengenai golongan orang-orang yang menjadi pengikutnya dan menurutmu pengikutnya adalah orang miskin dan rendah. Demikian pula halnya dengan orang-orang terdahulu yang mendapat panggilan kenabian.

    Aku bertanya kepadamu apakah jumlah pengikutnya bertambah atau berkurang. Jawabanmu, terus bertambah. Hal ini juga terjadi pada iman sampai keimanan itu lengkap.

    Aku bertanya kepadamu apakah ada pengikutnya yang meninggalkannya setelah menerima agamanya dan menurutmu tidak ada. Itulah yang terjadi jika keimanan sejati telah mengisi hati seseorang.

    Aku bertanya kepadamu apakah dia pernah ingkar janji dan menurutmu tidak pernah. Sifat dapat dipercaya adalah ciri kerasulan sejati.

    Aku bertanya kepadamu apakah engkau pernah berperang dengannya dan bagaimana hasilnya. Menurutmu engkau berperang dengannya, kadang engkau yang menang dan kadang dia yang menang dalam urusan duniawi. Para nabi tidak pernah selalu menang, tetapi mereka mampu mengatasi masa-masa sulit perjuangan, pengorbanan, dan kerugiannya sampai akhirnya mereka memperoleh kemenangan.

    Aku bertanya kepadamu apa yang diperintahkannya, engkau menjawab dia memerintahkanmu untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya, serta melarangmu untuk menyembah berhala, dan dia menyuruhmu shalat, bicara jujur, serta penuh perhatian. Jika apa yang kaukatakan itu benar, dia akan segera berkuasa di tempat aku memijakkan kakiku saat ini.

    Aku tahu bahwa orang ini akan lahir, tetapi aku tidak tahu bahwa dia akan lahir dari kaummu (orang Arab). Jika aku tahu aku bisa mendekatinya, aku akan pergi menemuinya. Jika dia ada di sini, aku akan membasuh kedua kakinya dan agamanya akan menguasa tempat dua telapak kakiku!

Selanjutnya, Heraclius berkata kepada Dihyah Al-Kalbi: “Sungguh, aku tahu bahwa sahabatmu itu seorang nabi yang akan diutus, yang kami tunggu-tunggu dan kami ketahui berita kedatangannya dalam kitab kami. Namun, aku takut orang-orang Romawi akan melakukan sesuatu kepadaku. Kalau bukan karena itu, aku akan mengikutinya!

Untuk membuktikan perkataannya tersebut, Heraclius memerintahkan orang-orangnya untuk mengumumkan: “Sesungguhnya kaisar telah mengikuti Muhammad dan meninggalkan agama Nasrani!” Seluruh pasukannya dengan persenjataan lengkap serentak menyerbu ke dalam ruangan tempat Kaisar berada, lalu mengepungnya.

Kemudian Kaisar Romawi itu berkata: “Engkau telah melihat sendiri bagaimana bangsaku. Sungguh, aku takut kepada rakyatku!

Heraclius membubarkan pasukannya dengan menyuruh pengawalnya mengumumkan berita: “Sesungguhnya kaisar lebih senang bersama kalian. Tadi ia sedang menguji kalian untuk mengetahui kesabaran kalian dalam agama kalian. Sekarang pergilah!

Mendengar pengumuman tersebut, bubarlah pasukan yang hendak menyerang Kaisar tadi. Sang Kaisar pun menulis surat untuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang berisi: “Sesungguhnya aku telah masuk Islam.” Kaisar juga menitipkan hadiah beberapa dinar kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.

Ketika Dihyah menyampaikan pesan Raja Heraclius kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau berkata: “Musuh Allah itu dusta! Dia masih beragama Nasrani.” Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pun membagi-bagikan hadiah berupa uang dinar itu kepada kaum muslimin.

Dengan kecerdasan dan keluasan ilmunya Kaisar bisa mengetahui kebenaran kenabian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Bahkan Kaisar menyatakan: “Dia (Nabi Muhammad) kelak akan mampu menguasai wilayah yang dipijak oleh kedua kakiku ini.” Sedang saat itu Kaisar sedang dalam perjalanan menuju Baitul Maqdis. Namun, ketidak terpihakkan rakyatnya terhadap pengakuannya mengenai kenabian Nabi Muhammad membuatnya takut kehilangan tahta dan dicelakai rakyatnya. Akibatnya adalah di dunia Allah Subhana Wa Ta’ala memanjangkan kekuasaannya, tapi dia harus mempertanggung jawabkan kekafirannya di akhirat kelak.

3. Surat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk Raja Khosrau II (Penguasa Persia)
Isi surat:
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dari Muhammad utusan Allah untuk Khosrau, penguasa Persia yang agung.
Salam bagi orang yang mengikuti petunjuk, beriman kepada Allah dan RasulNya, dan bagi orang yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah, Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bagi yang bersaksi bawha Muhammad itu hamba Nya dan utusan Nya. Aku mengajakmu kepada panggilan Allah sesungguhnya aku adalah utusan Allah bagi seluruh manusia supaya aku memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir. Peluklah agama Islam maka kamu akan selamat. Jika kamu menolak maka kamu akan menanggung dosa orang orang Majusi.

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengirim surat kepada Kisra Abrawaiz raja dari Negeri Persia dan menyerunya kepada Islam. Sewaktu surat itu dibacakan kepada Kisra, iapun merobeknya sambil berkata: “Budak rendahan dari rakyatku menuliskan namanya mendahuluiku.

Ketika berita tersebut sampai kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliaupun mengatakan: “Semoga Allah mencabik-cabik kerajaannya.” Doa tersebut dikabulkan. Persia akhirnya kalah dalam perang menghadapi Romawi dengan kekalahan yang menyakitkan. Kemudian iapun digulingkan oleh anaknya sendiri yakni Syirawaih. Ia dibunuh dan dirampas kekuasaannya.

Seterusnya kerajaan itu kian tercabik-cabik dan hancur sampai akhirnya ditaklukkan oleh pasukan Islam pada jaman Khalifah Umar bin Khaththab radiyallahu ‘anhu hingga tidak bisa lagi berdiri. Selain itu Kisra masih harus mempertanggung-jawabkan kekafirannya di akhirat kelak.
*****

قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلا نَعْبُدَ إِلا اللَّهَ وَلا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita menyembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai sesembahan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)".(QS. Ali-Imran' 3:64)

Maha Benar Allah Dengan Segala Firman-Nya

Resource: Kristologi

3 komentar:

  1. mantaaab sob,
    sangat membantu,,,

    kunjungan balik ya sob ^__^

    BalasHapus
  2. Subhanallah, matep gan menyetuh banget isi surat'a :D
    Allahu Akbar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, thankz atas kunjungan'ny Sob..

      Hapus

Assalamu'alaikum Sahabat Blogger! Sebelum berkomentar bacalah ketentuan berikut ini:
✓ Berikanlah komentar yang sopan dan relevan
✓ Berikanlah komentar yang sesuai dan berkorelasi dengan materi artikel
✓ Dilarang memasukkan komentar dengan link aktif
✓ Dilarang memasukkan komentar Follow/Follback bukan pada tempatnya. Jika ingin saling Follow/Follback masuk KESINI
Terima kasih dan semoga hari anda menyenangkan!